Trimegah Bangun Persada

News Detail

Menjadi Perempuan Berdaya dan Mandiri di Pulau Obi

25 December 2022

Bukan lagi jadi hal yang tabu, jika perempuan memainkan peran penting dalam banyak aspek kehidupan. Salah satunya dalam pertumbuhan ekonomi. Bahkan di Indonesia pun, perempuan memiliki potensi besar untuk memperkuat roda perekonomian.

Pada tahun 2021 lalu misalnya, perempuan menyumbang nyaris setengah dari serapan lapangan pekerjaan. Hal ini didukung dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 39,52% atau sekitar 51,79 juta penduduk dengan usia 15 tahun ke atas adalah perempuan. Data tersebut kemudian dilengkapi dengan sektor mana saja yang banyak menyerap tenaga kerja perempuan di antaranya: perdagangan (28,6%), pertanian (24,38%), tenaga produksi (20,51%), profesional (10,48%), pelaku usaha jasa (8,65%), serta pejabat (6,56%).

Perempuan yang berdaya tak hanya dapat membantu menggerakkan roda ekonomi bangsa, namun juga dapat membantu ketahanan keluarga. Karakter perempuan Indonesia yang dikenal telaten dan mandiri dapat dijadikan modal utama untuk terus menciptakan inovasi.

Hal itulah yang tengah dikembangkan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, tempat perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel, Harita Nickel beroperasi. Memberdayakan perempuan agar dapat bersaing dengan tenaga kerja laki-laki tanpa mengalami diskriminasi, stigma, maupun stereotip.

Meski perekonomian provinsi yang berjuluk Moloku Kie Raha ini sempat menurun drastis pada pandemi 2020 lalu, namun kini perlahan mulai bangkit berkat aktivitas ekonominya yang cukup tinggi. Bahkan pada triwulan II 2022, perekonomian Maluku Utara menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lain. Kemudian disusul oleh Papua di posisi kedua, dan Sulawesi Tengah di urutan ketiga.

Hal ini tak lepas dari peran perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel yang beroperasi di provinsi tersebut. Di mana nilai produksi komoditasnya terus meningkat diimbangi dengan nilai investasi yang terus masuk.

Harita Nickel sebagai salah satu perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, secara aktif mendukung pemberdayaan perempuan desa di sekitar area operasional. Melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Harita Nickel terus menggerakkan perempuan desa yang mayoritas adalah ibu rumah tangga untuk aktif dalam kegiatan ekonomi.

Salah satunya melalui program kelompok tani Akelamo Jaya yang merangkul perempuan Desa Kawasi untuk memaksimalkan potensi pertanian di sekitar tempat tinggal mereka. Berbagai macam buah dan sayuran telah berhasil mereka panen berkat pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan. Diantaranya meliputi kangkung, sawi, oyong, kacang panjang, cabai, kubis, bayam, waluh, dan terung. Sedangkan untuk buah-buahan kelompok tani (poktan) Akelamo Jaya sudah berhasil membudidayakan semangka dan blewah.

“Dulu kami belum tahu cara yang paling baik untuk mengolah lahan. Bibit tanaman pun asal sebar saja. Sekarang kami diajari metode pertanian intensif sehingga hasilnya pun semakin bagus,” ujar Nur Ening Dahmad Talaga, pengurus Akelamo Jaya.

Langkah progresif yang dilakukan Harita Nickel melalui PPM tak terhenti sampai di situ. Demi meningkatkan nilai ekonomi dan produktivitas warga setempat, perusahaan tambang nikel ini juga turut membukakan pintu akses pasar yang lebih luas bagi poktan Akelamo Jaya. Di mana hasil panen yang mereka dapatkan nantinya dapat dijual ke perusahaan sebagai olahan kantin karyawan.

Selain pendampingan yang dilakukan oleh Harita, ternyata keberadaan perusahaan di Pulau Obi menjadi peluang tersendiri bagi warga lokal. Salah satunya dapat dilihat dari kemunculan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nur Annisa yang terdiri dari kelompok ibu-ibu majelis taklim Desa Kawasi.

Perjalanan mereka dimulai dari menjajakan takjil khas bulan Ramadhan. Siapa sangka langkah kecil yang mereka ambil membawanya pada perkembangan usaha yang berkelanjutan dari waktu ke waktu. KUB Nur Annisa kemudian berubah menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU) Annisa Jaya dengan beranggotakan belasan ibu rumah tangga.

“Sejak memulai usaha, kami belum punya kemampuan secara finansial maupun keterampilan yang cukup. Namun alhamdulillah kami diberi solusi oleh pihak perusahaan 

melalui tim Community Development Harita Nickel,” ujar Asmawati Jouronga, Ketua KSU Annisa Jaya.

Konsistensi kualitas produk yang ditunjukkan oleh KSU Annisa Jaya membuat mereka mendapatkan kepercayaan dari unit bisnis Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS). Hingga akhirnya, usaha kecil yang diinisiasi ibu-ibu majelis taklim ini dapat berkembang dan beroperasi sebagai badan usaha atas nama MAMS. Di mana mereka tak lagi hanya menawarkan produk berupa makanan, namun juga berupa jasa housekeeping dan laundry untuk mess karyawan.

Perempuan Berdaya di Sektor Pertanian

Pada awal tahun 2022 lalu, Harita Nickel melalui Program Pengembangn dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bersama dengan BUMDes dan kelompok tani (poktan) Desa Buton melakukan implementasi program pendampingan dan percontohan budidaya padi pada lahan seluas 3 hektare. Program PPM yang kemudian berjalan dan diberi nama Sentra Ketahanan Pangan Obi (SENTANI) tersebut memiliki latar belakang tujuan untuk meningkatkan produktivitas warga dan angka kemandirian pangan. Mengingat Pulau Obi masih memiliki angka kemandirian pangan yang rendah.

Program SENTANI digadang-gadang menjadi salah satu jawaban konkret dari perusahaan terhadap agenda nasional dan implementasi blueprint Maluku Utara 2022 khususnya dalam kegiatan usaha pertambangan.

Pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan Harita Nickel pada kelompok tani perempuan Desa Buton tersebut berbuah manis pada Juli 2022 lalu kemudian dilakukanlah panen perdana. Hasilnya pun terbilang memuaskan yakni 4 kali lipat lebih banyak dari jumlah panen sebelum adanya pendampingan dari perusahaan.

“Potensi panennya mencapai 4,8 ton dalam satuan Gabah Kering Panen (GKP). Empat kali lipat lebih banyak sebelum dilakukan pendampingan,” kata Mahfud Lohor selaku Ketua BUMDes yang membantu pendampingan tani bersama Harita.

Meski jumlah tersebut masih berada di bawah standar GKP Nasional yakni 5,2 ton, namun capaian hasil panen petani Desa Buton sangat layak untuk diapresiasi. “Kami optimis hasil panen kelompok tani Desa Buton dapat mencapai 6 ton/hektar pada program perluasan lahan tanam berikutnya,” kata Broto Suwarso, Economic and Agriculture Superintendent Harita Nickel.

Lagi-lagi, perusahaan pertambang­an di Pulau Obi ini tak mau menyia-nyiakan hasil panen dari kegiatan pendampingan warga. Mayoritas hasil panen diserap oleh perusahaan untuk kebutuhan kantin karyawan.

Ragam program PPM yang dijalankan oleh Harita Nickel merupakan upaya nyata dalam memberdayakan potensi kaum perempuan. Dengan banyaknya program ini diharapkan kaum perempuan di Pulau Obi semakin aktif sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekenomomian dan pemberdayaan masyarakat lokal.*

Dsc04066

Salah satunya melalui program kelompok tani Akelamo Jaya yang merangkul perempuan Desa Kawasi untuk memaksimalkan potensi pertanian di sekitar tempat tinggal mereka. Berbagai macam buah dan sayuran telah berhasil mereka panen berkat pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan. Diantaranya meliputi kangkung, sawi, oyong, kacang panjang, cabai, kubis, bayam, waluh, dan terung. Sedangkan untuk buah-buahan kelompok tani (poktan) Akelamo Jaya sudah berhasil membudidayakan semangka dan blewah.

“Dulu kami belum tahu cara yang paling baik untuk mengolah lahan. Bibit tanaman pun asal sebar saja. Sekarang kami diajari metode pertanian intensif sehingga hasilnya pun semakin bagus,” ujar Nur Ening Dahmad Talaga, pengurus Akelamo Jaya.

Langkah progresif yang dilakukan Harita Nickel melalui PPM tak terhenti sampai di situ. Demi meningkatkan nilai ekonomi dan produktivitas warga setempat, perusahaan tambang nikel ini juga turut membukakan pintu akses pasar yang lebih luas bagi poktan Akelamo Jaya. Di mana hasil panen yang mereka dapatkan nantinya dapat dijual ke perusahaan sebagai olahan kantin karyawan.

Selain pendampingan yang dilakukan oleh Harita, ternyata keberadaan perusahaan di Pulau Obi menjadi peluang tersendiri bagi warga lokal. Salah satunya dapat dilihat dari kemunculan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nur Annisa yang terdiri dari kelompok ibu-ibu majelis taklim Desa Kawasi.

Perjalanan mereka dimulai dari menjajakan takjil khas bulan Ramadhan. Siapa sangka langkah kecil yang mereka ambil membawanya pada perkembangan usaha yang berkelanjutan dari waktu ke waktu. KUB Nur Annisa kemudian berubah menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU) Annisa Jaya dengan beranggotakan belasan ibu rumah tangga.

“Sejak memulai usaha, kami belum punya kemampuan secara finansial maupun keterampilan yang cukup. Namun alhamdulillah kami diberi solusi oleh pihak perusahaan 

melalui tim Community Development Harita Nickel,” ujar Asmawati Jouronga, Ketua KSU Annisa Jaya.

Konsistensi kualitas produk yang ditunjukkan oleh KSU Annisa Jaya membuat mereka mendapatkan kepercayaan dari unit bisnis Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS). Hingga akhirnya, usaha kecil yang diinisiasi ibu-ibu majelis taklim ini dapat berkembang dan beroperasi sebagai badan usaha atas nama MAMS. Di mana mereka tak lagi hanya menawarkan produk berupa makanan, namun juga berupa jasa housekeeping dan laundry untuk mess karyawan.

Desa jikotamo moty 20

Perempuan Berdaya di Sektor Pertanian

Pada awal tahun 2022 lalu, Harita Nickel melalui Program Pengembangn dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bersama dengan BUMDes dan kelompok tani (poktan) Desa Buton melakukan implementasi program pendampingan dan percontohan budidaya padi pada lahan seluas 3 hektare. Program PPM yang kemudian berjalan dan diberi nama Sentra Ketahanan Pangan Obi (SENTANI) tersebut memiliki latar belakang tujuan untuk meningkatkan produktivitas warga dan angka kemandirian pangan. Mengingat Pulau Obi masih memiliki angka kemandirian pangan yang rendah.

Program SENTANI digadang-gadang menjadi salah satu jawaban konkret dari perusahaan terhadap agenda nasional dan implementasi blueprint Maluku Utara 2022 khususnya dalam kegiatan usaha pertambangan.

Pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan Harita Nickel pada kelompok tani perempuan Desa Buton tersebut berbuah manis pada Juli 2022 lalu kemudian dilakukanlah panen perdana. Hasilnya pun terbilang memuaskan yakni 4 kali lipat lebih banyak dari jumlah panen sebelum adanya pendampingan dari perusahaan.

“Potensi panennya mencapai 4,8 ton dalam satuan Gabah Kering Panen (GKP). Empat kali lipat lebih banyak sebelum dilakukan pendampingan,” kata Mahfud Lohor selaku Ketua BUMDes yang membantu pendampingan tani bersama Harita.

Meski jumlah tersebut masih berada di bawah standar GKP Nasional yakni 5,2 ton, namun capaian hasil panen petani Desa Buton sangat layak untuk diapresiasi. “Kami optimis hasil panen kelompok tani Desa Buton dapat mencapai 6 ton/hektar pada program perluasan lahan tanam berikutnya,” kata Broto Suwarso, Economic and Agriculture Superintendent Harita Nickel.

Lagi-lagi, perusahaan pertambang­an di Pulau Obi ini tak mau menyia-nyiakan hasil panen dari kegiatan pendampingan warga. Mayoritas hasil panen diserap oleh perusahaan untuk kebutuhan kantin karyawan.

Ragam program PPM yang dijalankan oleh Harita Nickel merupakan upaya nyata dalam memberdayakan potensi kaum perempuan. Dengan banyaknya program ini diharapkan kaum perempuan di Pulau Obi semakin aktif sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekenomomian dan pemberdayaan masyarakat lokal.*

Dsc04046

Go Top