Trimegah Bangun Persada

News Detail

Selesaikan Proyek Berjalan, Harita Nickel (NCKL) Perkuat Efisiensi Operasi

25 March 2025

Jakarta, 25 Maret 2025PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, menyelesaikan pembangunan refinery kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), dan melakukan produksi komersial secara penuh sejak Agustus 2024, sehingga total kapasitas terpasang pemurnian nikel berkadar rendah yang dimiliki Harita Nickel mencapai 120.000 ton kandungan nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun. Dari lini smelter, setelah menyelesaikan pembangunan smelter RKEF kedua pada 2023, PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), total kapasitas terpasang feronikel (FeNi) mencapai 120.000 ton kandungan nikel dalam FeNi per tahun.

Perseroan melihat kondisi industri nikel secara global belum terlalu baik dan akan penuh tantangan dalam beberapa tahun mendatang, mulai dari perlambatan ekonomi global, persaingan usaha yang semakin ketat, hingga peningkatan biaya operasional akibat perubahan kebijakan baik domestik maupun internasional. Harita Nickel menyikapi hal hal diatas dengan upaya meningkatkan efisiensi dalam operasional perusahaan guna mempertahankan daya saing.

Salah satu strategi operasi yang dilakukan adalah dengan dimulainya pekerjaan konstruksi pabrik yang akan memproduksi kapur tohor atau quicklime, sebagai bahan pendukung dalam proses hidrometalurgi HPAL dan diperkirakan akan meningkatkan efisiensi biaya materi bahan baku pendukung. Selain itu Perseroan juga melakukan pengetatan biaya operasional untuk semua bisnis unit yang ada di Harita Nickel.

Dalam laporan keuangan untuk periode fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2024, Harita Nickel membukukan pendapatan sebesar Rp 26,97 triliun, laba kotor sebesar Rp 8,45 triliun dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,38 triliun. 

Dari lini bisnis pertambangan, Harita Nickel mencatat volume penjualan bijih nikel total sebesar 23,75 juta wmt (wet metric ton) kepada perusahaan afiliasi yang bergerak di bidang pengolahan dan pemurnian nikel. Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, sepanjang 2024 Perseroan membukukan penjualan FeNi sebesar 126.344 ton, MHP sebesar 63.431 ton, dan produk turunan MHP berupa Nikel Sulfat (NiSo4) sebesar 38.622 ton.

Menyadari kondisi industri yang masih menantang, Harita Nickel akan fokus untuk memperkuat efisiensi, menyelesaikan proyek yang sedang dalam tahap konstruksi, serta meningkatkan standar operasi yang bertaraf internasional. 

Salah satu inisiatif peningkatan standar operasi secara internasional yang dilakukan Harita Nickel adalah fokus untuk menyelesaikan proses audit atau penilaian terhadap standar pertambangan internasional, Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dijalankan oleh Perusahaan.

Direktur Keuangan Harita Nickel, Suparsin D. Liwan, menyatakan bahwa ke depan Perusahaan juga akan tetap fokus pada upaya untuk menjaga kesehatan keuangan Perusahaan.  

“Kami juga akan tetap fokus menjalankan operasi secara efisien, menyelesaikan proyek yang sedang dalam masa konstruksi dan terus meningkatkan standar operasi sehingga kondisi keuangan Perseroan tetap terjaga,” ujar Suparsin.



Tentang Harita Nickel

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2017 telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan sejak 2021 juga memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di wilayah operasional yang sama. Kedua fasilitas tersebut hadir untuk mendukung amanat hilirisasi dari pemerintah Indonesia.

Harita Nickel menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit (kadar rendah) dengan teknologi HPAL. Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, menjadi produk bernilai strategis berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Dengan teknologi yang sama, MHP sebagai intermediate product telah berhasil diolah menjadi produk akhir berupa Nikel Sulfat (NiSo4) yang merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik.



Media contacts:

Corporate Secretary:

Franssoka Sumarwi

tbp.corsec@haritanickel.com

Investor Relations:

Lukito Gozali

investor.relations@haritanickel.com

Media Relations:

Anie Rahmi

corcomm@haritanickel.com


Go Top