Produk utama dari TBP adalah bijih nikel laterit yang terdiri dari bijih limonit dan bijih saprolit. Secara umum, Bijih limonit mengandung 1% - 2% nikel, dan terletak lebih dekat ke permukaan bumi. TBP melalui anak perusahaannya, yaitu PT Halmahera Persada Lygend, mengoperasikan fasilitas High Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia, dimana teknik ini mengolah bijih limonit menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang selanjutnya dimurnikan menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Kedua bahan ini merupakan bahan baku katoda untuk baterai lithium-ion yang berbasis nikel.
Sedangkan untuk Bijih saprolit terletak di bawah zona limonit. Dibandingkan dengan bijih limonit, bijih saprolit biasanya memiliki kandungan nikel yang lebih tinggi. PT Megah Surya Pertiwi dan PT Halmahera Jaya Feronikel, keduanya yang merupakan anak perusahaan TBP, mengoperasikan smelter nikel di Pulau Obi yang mengolah bijih saprolit untuk menghasilkan feronikel, yang dapat diproses lebih lanjut menjadi stainless steel.
Go Top