21 July 2022
Harita Nickel wujudkan ketahanan pangan pulau obi dengan mengembangkan program Sentra Ketahanan Pangan Obi (Sentani) di Desa Buton dan Desa Akegula, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut).
Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tani, menambah pendapatan riil petani, serta mewujudkan ketahanan pangan di Pulau Obi.
Dalam program Sentani, kelompok tani (poktan) mendapat bimbingan budi daya, dukungan sarana dan prasarana, serta pembukaan akses pasar. Adapun komoditas yang dikembangkan yaitu padi di lahan seluas 3 hektare dan semangka di lahan seluas 4 hektare. Kedua komoditas tersebut memiliki potensi budi daya dan penyerapan hasil panen yang besar. Mayoritas hasil panen diserap oleh Harita Nickel dan sebagian lagi oleh kalangan masyarakat.
Saat ini, karena keterbatasan stok di Pulau Obi, pihak perusahaan banyak menyerap bahan pangan dari luar daerah. Lamanya waktu tempuh tak jarang membuat kualitas bahan pangan terutama buah dan sayur dapat menurun. Kondisi tersebut membuka peluang bagi kelompok tani di Pulau Obi untuk menawarkan produk yang lebih baik. Mereka juga berpeluang untuk memenuhi tingginya permintaan beras dari pihak perusahaan.
Sejak program Sentani diresmikan akhir Maret lalu, poktan binaan Harita Nickel telah melakukan panen perdana buah semangka sebanyak 1,1 ton pada awal Juni dan menghasilkan gabah kering panen (GKP) perdana sebanyak 4,8 ton per hektare pada Rabu (20/7). Hasil panen ditampung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat, kemudian dijual kepada para konsumen terutama Harita Nickel.
Direktur BUMDes Batu Putih, Mahfud Lohor, mengatakan adanya peningkatan hasil panen secara signifikan sejak poktan dibimbing oleh Harita Nickel. “Program Sentani membuat hasil panen meningkat. Potensi panen kali ini mencapai 4,8 ton GKP, atau 4 kali lebih banyak dibandingkan hasil petani sebelum ada pendampingan,” ungkap Mahfud yang hadir dalam acara panen padi perdana di Desa Buton.
Seorang anggota poktan Desa Buton, Darwan Abdul Hasan, membenarkan adanya peningkatan hasil panen tersebut. Menurutnya, pendampingan dari Harita Nickel memberikan hasil yang sangat memuaskan. “Pendampingan ini merupakan yang pertama kami dapatkan. Hasilnya pun sangat memuaskan. Biasanya kami memanen 1 ton GKP dari satu hektare, tetapi kini bisa mencapai lebih dari 4 ton,” ujar Darwan.
Secara nasional, standar GKP yang ditentukan sebesar 5,2 ton per hektare. Saat ini BUMDes dan poktan yang terlibat dalam program Sentani telah mencapai hasil panen 4 ton lebih pada pengalaman awal, atau masih ada selisih 15 persen dari standar nasional. Meninjau pada peningkatan hasil panen sebesar 444 persen yang telah diperoleh, peluang program Sentani untuk melampaui target nasional pun masih terbuka lebar.
Head of Community Affair and Land Acquisition Harita Nickel, Latif Supriadi, mengatakan program Sentani yang melibatkan BUMDes dan poktan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian, kemandirian pangan, serta indeks nilai tukar petani di wilayah Obi. “Program tersebut sekaligus menjadi satu jawaban konkret Harita Nickel terhadap cita-cita swasembada pangan nasional, serta blue print Maluku Utara 2022,” jelasnya.
Latif menambahkan, melihat animo poktan dan hasil panen yang baik, Harita Nickel berencana menambah luas area tanam demi produktivitas yang lebih optimal. “Kami akan terus bekerja sama dengan BUMDes dan poktan untuk melakukan perluasan lahan tanam padi sekitar 7 hektare, sehingga totalnya akan menjadi 10 hektare. Semoga program ini dapat memberikan lebih banyak manfaat,” tandasnya.
Go Top