21 June 2023
JAKARTA, Investor.id – Sebanyak empat sekuritas papan atas menginisiasi riset saham Pt Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel. Mereka adalah Mandiri Sekuritas (Mansek), CGS-CIMB Sekuritas, Sucor Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
Keempat broker itu memberikan rekomendasi positif saham NCKL, yakni buy atau add, dengan target harga bervariasi. Alasannya, Harita Nickel memiliki prospek cerah, lantaran merupakan pemain nikel terintegrasi, mulai dari tambang, feronikel, hingga menghasilkan nikel kelas satu, yakni nikel sulfat.
Mansek menyukai Harita Nickel, karena memiliki pertumbuhan produksi kuat, biaya operasi rendah, dan memiliki eksposur ke fasilitas high pressure leach acid (HPAL) yang menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) alias produk nikel kelas satu. Tak berhenti sampai di situ, perseroan juga bakal memproduksi nikel sulfat, produk hasil olahan MHP, yang merupakan material (prekursor) katoda baterai kendaraan listrik.
Mansek mencatat, produksi feronikel Harita Nickel diprediksi mencapai 120 ribu ton tahun 2024 dari 2022 sebanyak 95 ribu ton, seiring beroperasinya kapasitas baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF). Selanjutnya, perusahaan asosiasi Harita Nickel, PT Karunia Permai Sentosa (KPS) tengah membangun pabrik feronikel berkapasitas 185 ribu ton per tahun. Dengan begini, Harita Nickel akan memiliki eksposur ke feronikel sebanyak 305 ribu ton pada 2025.
Sementara itu, Harita Nickel melalui PT Halmahera Persada Lygend (HPL) kini memiliki fasilitas HPAL dengan kapasitas 55 ribu ton per tahun dari tahap I dan II. Selanjutnya, perusahaan asosiasi Harita Nickel, PT Obi Nickel Cobalt (ONC) akan membangun HPAL tahap III dengan kapasitas 65 ribu ton per tahun. Pada 2024, Harita Nickel akan memiliki eksposur ke MHP sebanyak 120 ribu ton per tahun.
Seiring dengan itu, Mansek memprediksi CAGR pendapatan Harita Nickel mencapai 49% selama 2022-2025, yang bakal ditopang ekspansi lini produksi feronikel dan peningkatan kontribusi dari penambangan nikel. Laba bersih perseroan diprediksi melompat menjadi Rp 8,7 triliun pada 2025, dibandingkan tahun lalu Rp 8,7 triliun.
Mansek merekomendasikan buy saham NCKL dengan target harga Rp 1.450, berdasarkan PER 2023 dan 2024 sebesar 15,6 kali dan 11 kali, diskon dari saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang memiliki PER 2023 dan 2024 16,5 kali dan 17,2 kali, namun setara dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni 10,7 kali dan 10,8 kali.
BRI Danareksa Sekuritas juga merekomendasikan buy saham NCKL dengan target harga Rp 1.400, yang menawarkan potensi gain 40,7%. Broker ini mengasumsikan harga nikel dalam jangka Panjang mencapai US$ 19 ribu per ton.
“Kami percaya, PT Obi Stainless Steel (OSS) dan produk hilir lainnya bisa mendongkrak saham NCKL ke valuasi yang kami tetapkan,” tulis BRI Danareksa, dikutip Selasa (20/6/2023).
Sementara itu, Sucor Sekuritas mencatat, Harita Nickel telah menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 24 triliun untuk membangun smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) untuk memproduksi feronikel, HPAL, dan pengembangan tambang selama 2020-2022.
Broker ini menetapkan rekomendasi buy saham NCKL dengan target harga Rp 1.250 dalam 12 bulan ke depan, dengan PER 12,4 kali, di bawah para pesaing 14 kali. Sucor menyukai NCKL, karena menghasilkan free cash flow besar, pertumbuhan bisnis kuat yang didorong proyek hilirisasi, struktur biaya efisien, dan potensi pemulihan harga feronikel.
CGS-CIMB merekomendasikan add saham NCKL dengan target harga Rp 1.200. Katalis kuat saham ini adalah pemulihan harga nickel pig iron dan nikel sulfat/MHP.
Sumber: Investor Daily
Go Top