12 April 2023
Isu kualitas air baku sempat mencuat di kawasan penduduk Pulau Obi Halmahera Selatan, Maluku Utara yang bersinggungan dengan kawasan penambangan dan pabrik pemurnian nikel. Warga di Pulau Obi khususnya Desa Kawasi menggantungkan hidupnya dari mata air di sekitar tambang
Mata air ini bernama Kawasi, lokasinya berada di salah satu lembah kecil tepatnya pada lereng bawah bangunan-bangunan smelter Harita Group.
CNBC Indonesia dan media lainnya sempat menyambangi sumber mata air Sabtu (8/4/2023). Pihak manajemen perusahaan menegaskan terus melakukan pemantauan rutin soal kualitas mata air, yang dilakukan sebulan sekali untuk diuji di lab independen di Kota Manado.
Tim Harita sempat melakukan tes hasil cepat dari hasil sampel mata air Kawasi. Hasilnya air baku untuk warga kawasan tambang Pulau Obi ini sangat aman untuk sumber air baku. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator di bawah ini, antara lain tingkat pH, suhu air, kekeruhan, hingga tingkat oksigen pada air.
Untuk lebih memastikan kondisi mata air Kawasi, berdasarkan Certificate of Analysis yang laporannya diminta oleh CNBC Indonesia dan dikirim oleh laboratorium independen WLN Indonesia, terkait sampel mata air di Kawasi, Pulau Obi, pada Selasa (11/4/2023), terungkap data berikut:
1. pH in situ hasilnya 7,87 artinya masih dalam batas ambang yang diatur pemerintah 6,5-8,5
2. Chromium Hexavalent (Cr-VI) < 0,005 mg/l, sedangkan batas ambang yang diatur pemerintah 0,05 mg/l
Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun M. Janib Achmad menjelaskan dari dua instrumen tes di atas, baik secara tes cepat dan hasil lab, menunjukkan bahwa kualitas air minum yang sampelnya diambil di mata air Kawasi, kondisinya layak minum.
"pH air minum harus di atas 7, kalau lebih dari itu malah lebih bagus, kalau asam tinggi maka alga tumbuh," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/4/2023)
Sedangkan menurutnya bila Chromium Hexavalent (Cr-VI) masih rendah, makan sangat aman. Biasanya kadar Cr ini terkait lapisan tanah karena hampir setiap tanah mengandung krom, bila melampaui batas membahayakan.
"Ini masih layak minum mata airnya, masyarakat menggunakan di Kawasi, memang masyarakat sering komplain ada sempat ada endapan yang menutup mata air," katanya.
Ia menegaskan setidaknya ada beberapa parameter air yang layak minum, antara lain dari sisi tampilan fisik keruh atau tidak, apakah suhunya normal dalam rentang 27 drajat celcius karena konsekuensi pada kandungan oksigen. Selain itu ada parameter kimia seperti keasaman yang menentukan layak minum, hingga soal kandungan oksigen dalam air, dan lainnya.
Source: CNBC
Go Top