01 November 2024
Malam puncak perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan (HUT) ke-79 Kemerdekaan RI di PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) berlangsung sangat meriah. Panggung yang berdiri megah di lapangan futsal disulap menjadi arena pertunjukan kreativitas para karyawan. Dari senam poco-poco, menyanyi, stand up comedy, hingga penampilan Disc Jockey (DJ) di penghujung acara.
Sementara di antara kerumunan karyawan, tampak beberapa personel Heronikel sibuk dengan perannya masing-masing. Ada yang bertugas di Front of House (FOH) mengontrol pencahayaan di panggung dan sound system, kameramen yang berkeliling ke beberapa sudut untuk menangkap gambar siaran langsung, hingga kru yang bertugas di gerbang penyambutan memasuki arena acara.
“Sekali lagi, ini bukan hanya acara HRGA, tapi acara kita semua, dari seluruh departemen di HJF, Karunia Permai Sentosa (KPS) dan Obi Sinar Timur (OST),” ungkap Christoforus Nanda Rahardian, Employee Relations Specialist KPS, yang bertindak sebagai ketua panitia. Christo juga mengucapkan terima kasih kepada manajemen, baik dari Harita Nickel maupun Lygend Resources, yang telah memberikan dukungan dan juga panitia dari berbagai departemen yang telah bahu-membahu menyukseskan acara.
Perayaan HUT Kemerdekaan RI yang meriah itu, merupakan salah satu dari sekian kegiatan yang diinisiasi oleh Industrial & Employee Relations (IR & ER) dari gabungan HJF, KPS dan PT Obi Sinar Timur (OST).
Industrial & Employee Relations Manager Harita Nickel, Taufik Setiaji, mengatakan tugas utama timnya adalah untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara perusahaan, pekerja dan pemerintah. Lebih rinci Taufik menerangkan, hubungan industrial yang harmonis dapat terwujud manakala perusahaan sebagai pemberi kerja menjalankan operasionalnya sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan. Di lain pihak, karyawan juga mendukung penuh peraturan perusahaan dan menerapkan nilai inti perusahaan sebagai pemandu untuk mewujudkan visi-misi bersama.
“Peran IR dan ER di sini sebagai jembatan komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan, dan perusahaan dengan pemerintah, khususnya terkait pemenuhan peraturan ketenagakerjaan. Tantangannya, bagaimana sebagai middle man, kami bisa berimbang terhadap para pihak,” terangnya, menambahkan diperlukan komunikasi yang luwes untuk bisa memainkan peran yang tidak mudah tersebut.
Dalam operasionalnya di lapangan, Taufik melanjutkan, tugas besar timnya tersebut diturunkan ke dalam dua sasaran. Pertama, penegakan regulasi yang dilakukan diantaranya melalui sosialisasi, pelatihan, dan konseling. Yang terbaru, pihaknya memprakarsai kegiatan pemusnahan barang-barang yang disita dari area mes karyawan. Tidak sekadar menyita, tegasnya, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung penegakan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Yang kedua, employee relation, dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai event yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan antara manajemen perusahaan dengan karyawan,” terangnya, menyebut perlombaan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI sebagai salah satu contohnya.
Lebih lanjut, ditambahkan oleh Agusto Riwu GA Sandy, IR Supervisor, bahwa pihaknya sedang menyiapkan suatu media komunikasi dan konsultasi yang mana anggotanya adalah perwakilan karyawan dari berbagai departemen. Wadah yang diberi nama Satgas Pembawa Keadilan (SPK) ini, menurutnya punya misi untuk membantu penyelesaian permasalahan karyawan, yang tidak melulu terkait dengan hubungan pekerjaan.
“Misalnya permasalahan utang-piutang antar karyawan, putus dengan pacar sampai kartu ATM terblokir, itu semua permasalahan pribadi karyawan, dan bukan wewenang IR. Tapi suka tidak suka, hal seperti itu juga berdampak terhadap pekerjaan. Melalui SPK ini, kita bersama-sama coba carikan solusi yang terbaik,” ungkapnya, didampingi George Tirta, IR Specialist, yang menambahkan bahwa peran IR dalam SPK ini sebagai fasilitator, di mana komposisi personelnya berasal dari lintas departemen yang akan dibekali dengan pelatihan-pelatihan relevan.
Sementara itu, untuk program employee relation lainnya yang telah digagas sejak tahun lalu pihaknya mengusung brand “Heronikel” sebagai ikon karyawan Harita Nickel. Filosofisnya, dia menerangkan, para karyawan yang bekerja di site adalah para pahlawan nikel. Insan Harita ini bukan hanya sebagai pahlawan keluarga karena rela meninggalkan kampung halamannya demi bekerja di remote area, tapi juga pahlawan bagi bangsa karena mendukung operasional perusahaan sebagai pemegang mandat hilirisasi dari pemerintah RI.
“Dapat kami sederhanakan, kalau SPK tadi tujuannya adalah untuk melahirkan kepercayaan dari teman-teman karyawan, karena di sini kami berupaya memfasilitasi ruang bagi setiap karyawan untuk didengar keluh-kesahnya. Dan Heronikel dengan turunan Heroentartaint, di dalamnya ada Herocreative, melalui penyelenggaraan berbagai event yang menghibur adalah sebagai rewardnya,” terang Agusto.
Terkait inisiatif-inisiatif yang dikerjakan oleh timnya, Taufik menegaskan bahwa output yang diharapkan adalah semata-mata untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan. Langkah ini menurutnya menjadi keniscayaan, mengingat target operasional dan produksi anak usaha dalam kemitraan Harita Nickel dan Lygend ini terus meningkat. Dia menyebutkan, PT HJF dengan 8 jalur produksi yang sudah beroperasi penuh, OST yang telah memasuki fase ketiga pembangunan power plant dengan total kapasitas 1670 MWP, dan KPS yang akan mulai beroperasi dengan 12 jalur produksi pada tahun 2025.
“Apa yang kami kerjakan merupakan implementasi dari Nilai-nilai Inti HARITA, yang mana untuk membangun tim kerja yang solid, dibutuhkan rasa kenyamanan dan saling percaya. Semangat seperti ini harus kita perkuat, karena target produksi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi,” pungkasnya.
Go Top