25 January 2024
Waktu menunjukkan pukul 19.40 WIT, saat Yoga Setiawan tengah bersiap keluar dari kamarnya yang berada di Living Quarter salah satu unit bisnis Harita Nickel, PT Halmahera Persada Lygend (HPL). Malam ini Yoga mendapat giliran mengampu kelas Bahasa Indonesia bagi karyawan asing yang bekerja di Harita Nickel. Rutinitas empat kali seminggu yang dijalani dengan sepenuh hati oleh Project Admin Staff ini selama 2 tahun terakhir.
“Saya terinspirasi kisah Jose Mourinho, yang mengawali karir di Barcelona sebagai penerjemah Sir Bobby Robson, pelatih Sporting Lisbon di era 90-an. Sekarang, ia mampu menjadi pelatih papan atas yang mengoleksi berbagai trofi bergengsi di Eropa,” tambah Yoga.
“Hello Mister. Nama saya Jose Mourinho dan Presiden merekrut saya sebagai penerjemah Anda. Semoga saya bisa bekerja dengan baik untuk Anda”
Dua kalimat itulah yang mengawali kebersamaan Bobby Robson dan Jose Mourinho sekaligus membuka pintu gerbang kesuksesan Mourinho.
Fungsi penerjemah tidak bisa dianggap remeh. Seperti yang dijalani Yoga. Sehari-hari pria asal Pontianak berusia 25 tahun ini bertanggung jawab untuk menjembatani komunikasi antara karyawan Indonesia dengan asing, agar kolaborasi dalam menciptakan kegiatan operasional yang efektif dan efisien, dapat tercapai.
Seorang penerjemah yang baik harus memahami dialek daerah asal yang kerap digunakan para karyawan asing. Tak ayal Yoga harus berpikir keras untuk menerjemahkan setiap instruksi, agar dipahami koleganya dengan tepat dan jelas. Ritme kerja yang sangat dinamis turut menjadi tantangan Yoga untuk terus mengembangkan kemampuannya, menjadi penerjemah yang andal dan mendukung kinerja perusahaan.
“Di sini saya dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan setiap hari. Bayangkan, saya yang awalnya tidak memahami istilah teknis di dunia teknik atau metalurgi, harus membangun jembatan komunikasi antar bangsa, agar kinerja perusahaan yang optimal dapat tercapai,” jelas Yoga.
Ia menambahkan, pelajaran yang didapat selama sekolah atau kursus bahasa, terbatas hanya untuk percakapan sehari-hari. “Saat bertugas di Harita Nickel saya harus segera berada di frekuensi yang sama, yaitu menyamakan pola pikir dengan rekan-rekan Departemen Produksi yang sangat teknis dan berorientasi pada keakuratan data. Saya sangat berhati-hati agar terjemahan saya tepat dan dapat dipahami oleh rekan kerja,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Marini, Project Admin Staff dari Departemen Produksi yang juga sudah 2 tahun berkarir di Harita Nickel. Perempuan asal Kalimantan ini membenarkan bahwa percakapan dalam dialek daerah yang berbeda-beda, membuat tugas penerjemah menjadi sangat menantang. “Menyerah bukan opsi bagi saya. Intinya, saya harus selalu meningkatkan kapasitas saya terus menerus,” ujarnya.
Lebih jauh, membangun jembatan komunikasi tidak sekedar menerjemahkan kata per kata dalam bahasa lain. Karenanya ada tiga kemampuan yang Marini asah dalam mengemban peran sebagai penerjemah. Kemampuan linguistik yang adaptif, pemahaman istilah teknis, dan, yang tak kalah penting, kemampuan interpersonal. “Dinamisnya situasi kerja di area operasional mewajibkan saya mengelola soft skill dalam membina hubungan dengan rekan kerja. Kemampuan ini penting, karena bila kita memiliki intensi yang baik namun disampaikan dengan penyampaian yang kurang baik, justru bisa disalah artikan oleh rekan kerja kita. Kemampuan ini pun masuk di salah satu nilai inti perusahaan, yaitu respect for every individual,” tambahnya.
Semangat menghormati setiap individu ini yang dibawa Marini dalam melaksanakan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya. Sehingga berinteraksi dengan kesantunan, bertoleransi dan berempati terhadap sesama karyawan menjadi pedoman Marini.
Bagi Marini, dengan memahami bahasa secara otomatis akan memahami budaya suatu bangsa. “Kembali, kemampuan interpersonal berperan penting agar kita dapat menghargai perbedaan budaya, sehingga jembatan komunikasi yang kita bangun semakin kokoh,” tambahnya.
Semangat membangun jembatan komunikasi, kolaborasi antar bangsa dan Satu Harita, juga diwujudkan Harita Nickel dengan membuka ruang bagi karyawan untuk mempelajari bahasa. Tidak hanya bagi karyawan Indonesia yang berminat untuk mempelajari bahasa asing, tapi juga untuk karyawan asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia. Setiap hari mulai pukul 20.00 sampai 21.00 WIT di Activity Center PT Halmahera Persada Lygend site Pulau Obi, bisa mengikuti kelas-kelas yang disiapkan. Kesempatan yang sama juga disediakan bagi karyawan di kantor pusat di Jakarta.
Program ini bertujuan agar kolaborasi yang solid dapat terbangun, sehingga mampu menghasilkan peningkatan produktivitas perusahaan. Dengan melibatkan para penerjemah sebagai tenaga pengajar, karyawan asing akan dibekali dengan kosakata yang mumpuni untuk percakapan sehari-hari, juga menunjang komunikasi di area kerja.
“Ayo rekan-rekan yang ingin mengasah kemampuan untuk bergabung di kursus bahasa bersama kami! Tidak ada yang sulit, selagi kita berkomitmen dan mau belajar,” tutup Yoga.
Go Top