Trimegah Bangun Persada

News Detail

Jesaya Alfredo: Sang Penjaga Laut Obi

10 November 2024

Langit di atas Pasturi, pulau kecil di tengah perairan Kawasi, cukup cerah. Air laut yang dua hari sebelumnya bergelombang, pagi itu cukup tenang. Tim penyelam pun akhirnya bisa melakukan aktivitasnya di area blue hole, perairan berwarna biru yang dikelilingi pasir berwarna putih.

Rabu (16/8/2024) pagi itu, para penyelam perwakilan dari unit bisnis Harita Nickel akan melakukan pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut. Kegiatan dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI ini, dilakukan untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kelestarian perairan di sekitar Pulau Obi.

Jesaya Alfredo, Marine Environmental Supervisor PT Halmahera Persada Lygend, mengatakan perairan Pasturi yang berpasir merupakan satu dari tiga titik program restorasi terumbu karang yang dilakukan oleh Harita Nickel.

Sejak program ini dijalankan mulai 2021, tercatat sebanyak 1.696 terumbu karang buatan telah ditempatkan. Terumbu karang berbentuk kubus berongga (reef cube) yang dibuat dari sisa hasil produksi berupa slag nikel itu, telah ditumbuhi karang alami dan menjadi rumah bagi berbagai biota laut.

“Kenapa di Kadera airnya bisa lebih tenang, tapi di Pasturi bergelombang? Karena Kadera diapit oleh beberapa pulau di depannya, sedang di Pasturi perairannya terbuka,” tutur Jesaya, menjelaskan perbedaan kondisi perairan Kadera dibanding Pasturi.

Alumnus Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan bahwa gelombang laut dipengaruhi oleh musim dan cuaca. Dia menerangkan, wilayah perairan Indonesia dibagi dalam musim barat dan timur. Pada bulan Agustus ini, lanjutnya, masuk dalam musim timur di mana angin muson timur bertiup dari benua Australia ke benua Asia dari bulan April hingga Oktober.

Whatsapp image 2024 10 03 at 2.02.43 pm

Lebih lanjut, lajang 28 tahun ini menerangkan karakteristik perairan Obi. Sebagaimana yang ditemukan di Indonesia Timur pada umumnya, perairan Obi memiliki laut yang dalam dan pemandangan bawah laut yang eksotis. Selain itu, Obi juga memiliki perairan yang produktif karena menjadi titik pertemuan dua arus besar yakni Samudra Hindia dan Pasifik.

“Pertemuan dua arus besar itu dikenal dengan istilah Arlindo. Salah satu pintu masuknya melalui perairan di Indonesia bagian timur, termasuk Obi. Di perairan ini ditemukan banyak sekali ikan dengan nilai ekonomi tinggi. Hanya saja, titiknya jauh di lepas pantai,” terangnya.

Kembali ke perairan Pasturi, yang dipilih menjadi spot penyelaman oleh para penyelam perwakilan dari beberapa unit bisnis Harita Nickel. Sampai-sampai, mereka rela bolak-balik hingga hari ketiga untuk bisa melakukan penyelaman. Padahal, harusnya tim sudah terpuaskan dengan menyelam di perairan Kaldera, pulau kecil di tengah perairan sekitar Desa Laiwui, Kecamatan Obi.

“Kenapa tim ngebet menyelam di Pasturi, selain untuk melihat pemandangan bawah laut yang indah, terutama karena di blue hole Pasturi ini airnya lebih jernih,” ungkapnya.

Tak dipungkiri, meski berada di sekitar operasional perusahaan tambang dan hilirisasi nikel, kelestarian perairan Kawasi masih terjaga. Salah satunya berkat kerja keras tim Environmental Marine Harita Nickel, di mana Jesaya menjadi bagian penting dalam tim tersebut.

Tugas pokok dari divisi Marine Environmental ini adalah melakukan pemantauan laut yang ada di sekitar operasional perusahaan. Meliputi pemantauan ekologi dan kualitas air laut. Untuk ekologi, rutinitas yang dilakukan seperti memantau pertumbuhan terumbu karang dan mencatat jenis-jenis ikan yang ada di di sana, hingga pemantauan kondisi meteorologi dan oseanografi. Sementara untuk pemantauan kualitas air laut, dilakukan secara berkala mulai mingguan, bulanan dan triwulan.

Untuk mendukung pekerjaan tersebut, tim dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih. Diantaranya peralatan pengambilan sampel air laut yang dilengkapi dengan meteran CTD (konduktivitas, suhu, dan kedalaman) untuk mengukur profil kolom air laut, kemudian kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk memantau fasilitas bangunan laut, seperti dermaga, pipa bawah air, serta lingkungan akuatik yang tidak dapat diakses oleh penyelam.

“Manajemen sangat mendukung dengan menyediakan peralatan-peralatan yang kami butuhkan. Selain itu, kami juga diberikan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan sertifikasi yang diperlukan,” tuturnya.

Jesaya mengaku pekerjaan yang ia jalani sejak tahun 2019 ini telah memberinya ruang untuk mengeksplorasi lebih dalam ilmu yang dia pelajari di bangku kuliah. Dia juga bersyukur karena bisa menjalani profesi yang sesuai dengan passion-nya. Baginya laut merupakan sumber kehidupan yang vital, baik bagi mahluk hidup yang ada di dalamnya, maupun bagi manusia yang ada di darat.

“Tantangannya, operasional Harita Nickel yang berdekatan dengan laut, perlu upaya ekstra untuk bisa menjaga kelestariannya. Dan puji syukur, kita bisa menunjukkan hasilnya,” ungkapnya, mengaku bangga menjadi bagian dari perusahaan yang komitmen terhadap kelestarian lingkungan.

Go Top