Trimegah Bangun Persada

News Detail

Dari Pulau Terpencil ke Pasar Global: SDM Lokal di Jantung Logistik Harita Nickel

03 April 2025

Harita Nickel, sebagai perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi, mengoperasikan tujuh terminal khusus (tersus) yang mendukung aktivitas ekspor-impor perusahaan. Salah satu fasilitas strategis tersebut adalah jetty Persada, dermaga khusus yang menjadi gerbang utama dalam pengiriman material penting untuk industri baterai kendaraan listrik dan baja nirkarat ke pasar global.

Terletak di Kawasan Industri Obi, Jetty Persada dirancang untuk memperlancar arus barang secara terintegrasi. Mengingat lokasi operasional Harita Nickel berada di wilayah kepulauan, jalur laut menjadi akses utama distribusi dan logistik perusahaan.

Operasional jetty persada

Jetty Persada 4 beroperasi secara penuh selama 24 jam dalam sehari untuk melayani kebutuhan logistik PT HPL, ONC dan DCM

“Jetty Persada beroperasi 24 jam dengan dua sif, dari pukul 7 pagi hingga 7 malam,” ujar Tonny Wijayanto, Jetty Superintendent Harita Nickel, membuka percakapan. Pernyataannya langsung menggambarkan kesibukan di dermaga ini: deru mesin, suara rantai jangkar, dan lalu lintas kapal yang tidak berhenti. 

Sebagai salah satu jalur utama ekspor, Jetty Persada 4 memiliki peran vital dalam mengirimkan 247.000 wet metric ton (WMT) Nikel Sulfat dan 32.000 WMT Kobalt Sulfat per tahun ke pasar dunia. Namun, fungsinya tak berhenti di ekspor. Dermaga ini juga menjadi jalur masuk utama bagi berbagai kebutuhan logistik yang menopang operasional tiga anak usaha Harita Nickel: PT Halmahera Persada Lygend (HPL), PT Obi Nickel Cobalt (ONC), dan PT Dharma Cipta Mulia (DCM). Setiap hari, berbagai material dan peralatan melewati dermaga ini, menghubungkan kawasan industri di tengah perairan Maluku Utara ini dengan rantai pasok global.

Operasional Dermaga Persada didukung oleh sekitar 460 karyawan, mayoritas dari masyarakat lokal. “Ke depan, jumlah karyawan akan terus bertambah seiring dengan penambahan fasilitas seperti crane dan loader,” ungkap Tonny. 

Tantangan terbesar, menurutnya, adalah membina tenaga kerja non-skill, terutama lulusan baru. Mereka tidak hanya perlu cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja, tetapi juga memahami potensi risiko keselamatan di lapangan. Memberikan ruang untuk peningkatan keterampilan menjadi kunci agar mereka dapat berkembang dan bekerja lebih aman serta efisien.

Karena itu, Harita Nickel secara rutin mengadakan pelatihan keterampilan dasar (green training) bagi pekerja lokal. “Kami prioritaskan tenaga kerja lokal untuk berbagai posisi seperti operator forklift. Namun, untuk keahlian khusus seperti operator crane, kami masih mendatangkan tenaga dari luar karena keterbatasan keterampilan lokal,” jelas Tonny.

Capt tonny

Tonny Wijayanto, Jetty Superintendent Harita Nickel, melakukan management walkthrough untuk memastikan operasional di lapangan berjalan sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.

Ke depan, pihaknya akan terus mempertahankan dan meningkatkan efisiensi operasional dengan tetap berpegang pada nilai inti HARITA, terutama Teamwork atau kerja sama. Menurutnya menjaga kekompakan tim sangat penting, mengingat latar belakang budaya karyawan yang beragam. “Di sela-sela pekerjaan, saya sering ngobrol santai dengan tim. Ini bukan untuk pengawasan, tetapi untuk memastikan mereka merasa dihargai dan nyaman dalam bekerja,” tuturnya.

Dari sisi keselamatan, timnya tetap berkomitmen penuh pada standar keamanan nasional dan internasional. “Bekerja di area laut memiliki banyak aturan ketat. Kami memastikan operasional berjalan sesuai aturan demi keselamatan pekerja dan keamanan lingkungan,” tegas Tonny.

Dengan kombinasi sumber daya manusia lokal yang terus berkembang dan standar operasional tinggi, Dermaga Persada terus menjadi pusat logistik strategis Harita Nickel, menghubungkan produk nikel Indonesia ke pasar global secara aman, efisien, dan berkelanjutan.

Go Top