Trimegah Bangun Persada

News Detail

Kiprah Bobby Loys Lengga Membangun Budaya Peduli Lingkungan

07 June 2025

Bekerja di industri pertambangan bukan hal yang mudah, apalagi ketika menyangkut tanggung jawab lingkungan. Bagi Bobby Loys Lengga, Environment Superintendent di PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), itu berarti memastikan setiap proses berjalan sesuai aturan, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Sehari-hari, Bobby mengurusi hal-hal yang sering luput dari perhatian, mulai dari dokumen lingkungan, hasil pemantauan kualitas air dan udara, manajemen limbah, hingga memastikan kewajiban pelaporan ke pemerintah dijalankan tepat waktu. Ia juga terlibat dalam audit internal dan eksternal, serta mengawal implementasi dokumen-dokumen penting seperti AMDAL agar tidak hanya berhenti di atas kertas.

“Tugas saya bukan sekadar patuh aturan, tapi juga menjaga agar operasional ini tidak melupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan,” kata Bobby. Ia menambahkan bahwa menjaga lingkungan bukanlah pekerjaan satu divisi saja, melainkan kolaborasi banyak pihak, mulai dari operasional hingga manajemen puncak.

Bobby enviro hjf 2

Bobby Loys Lengga, Environmental Superintendent di PT Halmahera Jaya Feronickel, salah satu unit bisnis Harita Nickel yang mengoperasikan smelter pirometalurgi

Bobby memulai perjalanan pendidikannya di bidang Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman. Latar belakang pendidikannya menjadi fondasi kuat dalam memahami isu-isu lingkungan, baik dari sisi teknis maupun kebijakan.

Sebelum bergabung dengan PT HJF, Bobby lebih dulu meniti karier di salah satu perusahaan tambang batu bara. Pengalaman di sektor energi tersebut memperkuat pemahamannya bahwa setiap jenis tambang memiliki tantangan lingkungan yang khas dan penting untuk dikelola secara preventif, bukan hanya reaktif.

“Kita kerja di industri, pasti ada dampak. Tapi bukan berarti nggak bisa dikendalikan,” ujarnya. “Yang penting, kita tahu apa risikonya, mitigasinya apa, dan kita tanggung jawab kalau memang ada yang harus diperbaiki.”

Menurut Bobby, tantangan terbesar bukan di teknis. Justru membangun kesadaran lingkungan di antara sesama karyawan jadi hal yang lebih rumit. Ia bilang, aturan bisa dibuat, tapi kalau orangnya cuek, tetap saja tidak akan berjalan.

“Membangun budaya itu susah. Tapi pelan-pelan bisa, asal konsisten. Edukasi harus terus dijalankan,” katanya.

Ia percaya bahwa edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan persuasif adalah kunci untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan kerja yang lestari. Bagi Bobby, bekerja di Pulau Obi bukan hanya soal karier, tapi juga tentang kontribusi terhadap daerah yang menjadi bagian penting dari ekosistem Indonesia timur.

“Kami ingin menunjukkan bahwa industri juga bisa menjadi bagian dari solusi lingkungan, bukan hanya sumber masalah,” katanya.

Ia berharap ke depan, kesadaran lingkungan di sektor industri semakin meningkat. “Saya optimistis, terutama melihat antusiasme generasi muda yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan,” tutupnya.

Go Top