27 October 2024
Pulau Obi kembali menyambut datangnya hari baru dan juga kawan baru dari Pulau Tidore, Maluku Utara. Anita Gathmir Kaicil namanya, perempuan berbakat yang menjadi pendiri Puta Dino Kayangan, sebuah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang fokus pada pelestarian dan pengembangan tenun tradisional asal Tidore.
Kedatangan Anita dan tim bertujuan untuk membagikan segudang ilmu dan pengalaman terkait inovasi dalam pengembangan UMKM kepada para Insan Harita serta para ibu rumah tangga di Desa Kawasi, Pulau Obi. Pada kesempatan itu, perempuan keturunan Kesultanan Tidore--dengan marga Kaicil--ini juga mengenalkan kerajinan tenun warisan leluhurnya yang ia hidupkan kembali setelah hilang seabad lamanya.
“First impression saya dengan tempat ini adalah luar biasa. Saya takjub dengan effort dari Harita Nickel untuk memberdayakan masyarakat sekitar, salah satunya melalui UMKM,” katanya, menambahkan bahwa kunjungannya ke Pulau Obi ini adalah yang pertama dan sekaligus melihat secara langsung area pertambangan.
Upaya nyata Harita Nickel dalam memberdayakan masyarakat lingkar operasionalnya di Pulau Obi, salah satunya ditunjukkan melalui produk-produk dari UMKM Obi Jaya Mandiri. SME Supervisor Harita Nickel, Windi Ashari menjelaskan, berbagai produk UMKM hasil binaan Harita Nickel berupa makanan ringan dengan berbagai jenis
“Kita menyebutnya Obi Snack, terdiri dari berbagai merek seperti Horiwo Kerupuk Tuna dan Horiwo Sambal Roa,” jelasnya sambil memberikan produk-produk ini untuk dicoba oleh Anita.
Hingga saat ini, sudah ada 7 unit bisnis dari UMKM Obi Jaya Mandiri, yaitu Obi Snack untuk olahan makanan ringan, Hop Mart berupa minimarket, Nyala Cafe dan Prosa Cafe yang bergerak di bidang food & beverages, Promama olahan dari virgin coconut oil (VCO) dan minyak kelapa, Rute Kawasi yang mengolah tempe, serta Rute Soligi yang mengolah tahu. Dari 7 unit bisnis tersebut, total pendapatan yang dihasilkan mencapai 700 juta rupiah per bulan. Hal ini membuktikan bahwa program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Harita Nickel dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh warga setempat.
Bertemu dengan mama-mama yang luar biasa di Desa Kawasi, Anita tidak lupa untuk menunjukkan hasil tenunnya yang mendunia dan memperagakan secara singkat bagaimana cara menenun, khususnya tenun dari Tidore. Keberhasilannya untuk melestarikan tenun khas Tidore, tidak terlepas dari adanya upaya untuk selalu berinovasi dalam menghasilkan sebuah produk.
“Inovasi produk bisa dari cara kita membungkus produk yang kita buat atau bahkan mengubah bentuk dari produk kita dengan ciri khas tertentu. Mama-mama perlu melakukan ini, supaya produknya memiliki identitas yang khas, yang mencirikan Pulau Obi,” jelasnya kepada mama-mama UMKM binaan Harita Nickel.
Pesan ini memberikan semangat bagi mama-mama di Desa Kawasi untuk lebih percaya diri dan juga melakukan inovasi. “Terima kasih Ibu Anita, yang telah memberikan motivasi serta sharing pengalaman dalam membuat produk UMKM binaan Harita Nickel lebih baik lagi. Kami senang sekali!” ucap Windi selaku pendamping dari UMKM Obi Jaya Mandiri.
Selain bertemu dengan mama-mama di Kawasi, Anita juga melihat secara langsung beberapa kegiatan yang dikerjakan oleh tim Community Development Harita Nickel, yaitu Greenhouse dan juga Pemukiman Baru Desa Kawasi.
Corporate Social Responsibility Supervisor Harita Nickel, Albertus Darukumara menjelaskan bahwa Greenhouse yang dimiliki oleh Harita Nickel di area Salam Kawasi membudidayakan berbagai tanaman, salah satunya golden melon yang menjadi komoditas unggulan.
“Kita sudah mengembangkan dua varietas khusus untuk buah melon yang sudah diserap oleh perusahaan. Sedangkan untuk golden melon, pasarnya justru lebih khusus dan premium, karena rasanya jauh lebih nikmat meskipun harganya sedikit lebih mahal. Sudah banyak yang ketagihan dengan golden melon kita,” ungkapnya dengan penuh percaya diri, disambut gelak tawa dari seluruh tim Puta Dino Kayangan.
“Saya benar-benar tidak menyangka, upaya yang dikeluarkan Harita Nickel kepada lingkungan dan masyarakatnya untuk mensejahterakan dan merawat lingkungannya, bagus sekali,” Anita menimpali.
Dari Greenhouse Salam Kawasi, lokasi berikutnya yang juga dikunjungi adalah Permukiman Baru Desa Kawasi. Permukiman ini sudah mulai dihuni oleh dari Desa Kawasi Lama secara bertahap. Total rumahnya ada 259 unit yang dilengkapi dengan fasilitas umum seperti masjid, gereja, kantor dan klinik desa, hingga sarana pendidikan dan olahraga.
“Lagi-lagi, pertama kali saya melihat ada perusahaan yang bela-belain untuk membangun rumah hunian untuk penduduk setempat,” kata Anita, yang dibuat takjub untuk kesekian kalinya.
Kunjungan Anita dan tim Puta Dino Kayangan ditutup dengan ramah tamah yang ditemani hidangan pisang goreng khas Pulau Obi dan minuman air kelapa murni yang menyegarkan. Persepsi awal terhadap operasional pertambangan yang tidak ramah lingkungan pun berubah seketika, setelah Anita dan tim melihat secara langsung apa yang telah dilakukan oleh Harita Nickel di Pulau Obi.
Go Top