22 May 2025
Pulau Obi dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan alamnya yang melimpah dan keanekaragaman hayatinya beragam. Harita Nickel sebagai salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di Pulau Obi, melakukan upaya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pertambangan yang bertanggung jawab.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Harita Nickel adalah melalui program pemantauan flora fauna yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun di area operasionalnya. Kegiatan ini melibatkan pihak ketiga independen guna memastikan hasil yang objektif.
“Kami lakukan monitoring dan survei rutin dengan melibatkan pihak independen. Tujuannya untuk mengamati flora dan fauna yang ada, baik sebelum maupun sesudah kegiatan penambangan, dan juga pada area reklamasi dan revegetasi,” ujar Retno Dewi Handayani, Green Mining Manager Harita Nickel.
Dalam beberapa tahun terakhir, Harita Nickel telah melakukan sejumlah pemantauan yang mengungkap potensi keanekaragaman hayati di Pulau Obi. Hasil observasi menunjukkan keberadaan berbagai spesies flora dan fauna, termasuk diantaranya yang berstatus endemik dan dilindungi. Salah satu temuan yang menarik adalah kemunculan burung Kapasan Halmahera (Lalage aurea), spesies endemik Pulau Obi dan memiliki ciri khas warna merah karat yang menyolok pada bagian perutnya.
Burung ini berasal dari famili Campephagidae dan dikategorikan sebagai spesies dengan resiko rendah (least concern) dalam daftar merah IUCN. Kehadiran burung ini di area operasional Harita Nickel menjadi salah satu indikator penting akan potensi ekologis Pulau Obi, sekaligus menunjukkan bahwa habitat alami mereka masih terjaga meskipun berada di wilayah industri.
Selain Kapasan halmahera, hasil observasi juga mencatat sejumlah kehadiran spesies endemik lain seperti Walik dada-merah (Ptilinopus bernsteinii), Brinji-emas obi (Hypsipetes lucasi), Kipasan obi (Rhipidura obiensis), Pergam boke (Ducula basilica), bubut goliath (Centropus goliath), Cabai halmahera (Dicaeum schistaceicep), hingga Kelelawar buah seperti Nyctimene albiventer dan Dobsonia viridis, serta mamalia arboreal seperti Tikus polinesia (Rattus exulans) yang beraktivitas aktif pada malam hari.
Dalam kelompok serangga, keberadaan berbagai jenis spesies capung dan kupu-kupu menjadi indikator penting dari kualitas lingkungan yang terus terjaga. Salah satu temuan menarik adalah capung endemik Pulau Obi, Palaiargia obiensis dan kupu-kupu endemik, Troides criton.
Kedua spesies ini dikenal sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem, khususnya kualitas air dan keberagaman vegetasi. Capung, misalnya, hanya dapat berkembang biak di perairan yang bersih dan bebas pencemaran. Sementara itu, kupu-kupu membutuhkan tanaman inang dan bunga liar yang cukup untuk bertahan hidup.
“Beberapa tahun ke belakang, kami juga telah berhasil melihat tren stabil pada tingkat keanekaragaman satwa liar, termasuk spesies endemik yang menjadi indikator keseimbangan ekosistem alami,” tambah Retno.
Tren stabil dalam tingkat keanekaragaman hayati taksa burung, serangga, serta kelompok fauna lain seperti mamalia kecil dan herpetofauna, yang tercatat dalam pemantauan-pemantauan sebelumnya, menjadi indikasi positif dari upaya revegetasi serta pemulihan ekosistem pasca-tambang. Untuk memperkuat ekosistem ini, perusahaan juga menerapkan strategi revegetasi berkelanjutan melalui penanaman pohon-pohon pionir dan penyisipan jenis pohon lokal di berbagai area reklamasi.
Tanaman seperti Marsawa, Meranti, Ketapang, Beringin, Jabon merah, dan Angsana ditanam secara terukur guna menciptakan habitat yang mendukung kehidupan satwa liar. Keberadaan vegetasi yang beragam ini menjadi penopang penting bagi kehidupan fauna, mulai dari burung pemakan buah, penghisap nektar, hingga serangga seperti capung dan kupu-kupu.
Di luar kegiatan teknis lapangan, edukasi berkelanjutan kepada karyawan dan pemangku kepentingan juga menjadi perhatian perusahaan. Sosialisasi mengenai larangan perburuan dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem terus dilakukan sebagai bagian dari budaya kerja Harita Nickel.
“Kami turut menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Edukasi soal larangan perburuan satwa liar menjadi agenda penting di seluruh unit bisnis Harita Nickel,” ungkap Retno.
Dengan kombinasi antara pemantauan ilmiah, rehabilitasi lingkungan, dan edukasi sosial, Harita Nickel berupaya menjaga agar aktivitas industri tetap sejalan dengan keberlanjutan ekologis Pulau Obi. Langkah ini menjadi bagian dari visi perusahaan untuk menjadi pelaku industri tambang yang bertanggung jawab, adaptif, dan berorientasi jangka panjang terhadap pelestarian alam.
Go Top