Trimegah Bangun Persada

News Detail

Turunkan Emisi Smelter, Inovasi Harita Nickel Gunakan Minyak Jelantah Jadi Energi Alternatif

06 June 2025

Minyak goreng bekas atau minyak jelantah, yang biasanya dianggap sebagai limbah rumah tangga, kini menjadi solusi strategis dalam penghematan energi dan pengurangan emisi di PT Megah Surya Pertiwi (MSP), salah satu unit bisnis Harita Nickel di Pulau Obi.

Melalui inovasi pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar substitusi dalam proses pengeringan bijih nikel (dryer kiln), PT MSP berhasil menurunkan konsumsi batubara hingga 10 persen per hari. Energi panas dari minyak jelantah bahkan menyumbang hingga 21 persen dari total kebutuhan pengeringan.

Selain memberikan dampak langsung terhadap efisiensi energi, inisiatif ini juga mencatat penghematan biaya awal sebesar Rp79 juta, dengan potensi efisiensi tahunan mencapai Rp320 juta per lini produksi.

Agung Sunardi Munim, Environment Compliance & Monitoring Supervisor PT MSP, mengatakan inisiatif tersebut bermula dari ide sederhana untuk memanfaatkan limbah dapur kantin berupa minyak jelantah yang selama ini terbuang.

“Kami melihat minyak jelantah sisa dapur sebagai potensi yang selama ini terabaikan. Setelah diuji, ternyata minyak jelantah terbukti efisien sebagai bahan bakar alternatif dan aman secara lingkungan,” jelas Agung.

Sejak Januari 2023, Agung bersama tim Environment mulai membuat desain alat, melakukan instalasi, dan melakukan uji coba pemanfaatan minyak jelantah. Dalam waktu tiga bulan, sistem sudah beroperasi secara konsisten, dan hingga kini implementasinya terus berjalan.

Inovasi smelter msp

“Mulai April 2023, inisiatif ini mulai diterapkan secara rutin, dan kini sudah terintegrasi dalam proses operasional secara rutin,” lanjutnya.

Perusahaan menerapkan sistem pengelolaan minyak jelantah yang dirancang secara terintegrasi, mencakup pengumpulan dari dapur kantin, penyaringan, penyimpanan, hingga injeksi ke ruang pembakaran pada unit dryer kiln. Seluruh aktivitas dilakukan berdasarkan Prosedur Operasional Standar (SOP) yang disusun secara rinci, termasuk jadwal distribusi yang efisien.

Dari sisi lingkungan, penggunaan minyak jelantah juga mendukung pengurangan emisi karbon dan polutan. Minyak jelantah memiliki kandungan kalori sekitar 9.000 kcal/kg, lebih tinggi dari batubara lignit dan menghasilkan emisi yang lebih rendah tanpa residu berbahaya seperti fly ash atau partikulat tinggi.

Dengan karakteristik tersebut, penggunaan minyak jelantah mendukung pengurangan emisi karbon dan polutan udara, sekaligus mencegah pencemaran pada jalur pembuangan air domestik. Program ini juga sejalan dengan praktik zero waste dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, termasuk Permen LHK No. 4 Tahun 2014 dan Permen P.68 Tahun 2016.

Atas keberhasilan dan dampaknya yang nyata, program ini meraih Juara 1 tingkat unit bisnis dalam ajang Harita Continuous Improvement (HCI) 2024.

Pemanfaatan minyak jelantah bukan hanya menghadirkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat komitmen PT MSP dalam mendukung transisi energi dan praktik industri yang bertanggung jawab. Dengan pendekatan berbasis data dan keberlanjutan, PT MSP terus membuktikan bahwa inovasi dapat dimulai dari hal yang sederhana namun berdampak besar bagi lingkungan dan masa depan industri nikel Indonesia.

Go Top