Trimegah Bangun Persada

News Detail

Mata Air Kawasi Terjaga, Warga: Urusan Air Bersih Sudah Nyaman

16 April 2025

Mata air Kawasi memiliki peran yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar. Terletak di salah satu lembah kecil, tepatnya di dekat area operasional milik Harita Nickel di Site Pulau Obi, mata air ini masih mengalir dan terjaga kualitasnya. 

Untuk memastikan mata air aman sebagai sumber air baku, Harita Nickel melakukan pemantauan secara periodik terhadap sejumlah indikator seperti tingkat pH, suhu air, kekeruhan hingga tingkat oksigen pada air. Hasilnya, dari semua indikator tersebut memenuhi baku mutu. 

Berdasarkan hasil terbaru dari pengujian terhadap sampel air yang dilakukan oleh laboratorium independen, ditemukan bahwa pH dalam batas aman (7,87), kadar Chromium Hexavalent (Cr-VI) yang sangat rendah (<0,005 mg/l), dan kandungan oksigen yang memadai.

Photo shoot uji kualitas mata air kawasi 223

Harita Nickel melakukan pemantauan kualitas mata air Kawasi secara periodik, untuk memastikan sumber air baku bagi warga sekitar ini aman dan tidak tercemar.


Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Prof. Dr. M. Janib Achmad, menjelaskan dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kualitas air yang sampelnya diambil di mata air Kawasi, kondisinya layak minum. "pH air minum harus di atas 7, kalau lebih dari itu malah lebih bagus, kalau asam tinggi maka alga tumbuh," katanya.

Sedangkan menurutnya bila Chromium Hexavalent (Cr-VI) masih rendah, maka sangat aman. Biasanya kadar Cr ini terkait lapisan tanah karena hampir setiap tanah mengandung krom, bila melampaui batas membahayakan. "Ini masih layak minum mata airnya, masyarakat menggunakan di Kawasi, memang masyarakat sering komplain ada sempat ada endapan yang menutup mata air," katanya.

Salah satu warga Desa Kawasi, Yolius Langkodi, membenarkan mata air Kawasi hingga kini masih dimanfaatkan warga sebagai sumber air baku. Terkait pemberitaan yang menyatakan bahwa warga harus mengeluarkan uang untuk membeli air isi ulang, menurutnya hanya sebagian kecil untuk kebutuhan air minum galon. 

“Air isi ulang memang ada, tapi itu kebutuhan terbatas untuk dispenser saja. Untuk kebutuhan yang lebih besar, seperti untuk masak dan minum, kami semua ambil dari mata air Kawasi,” tuturnya. 

Yolius menjelaskan mata air Kawasi sudah ada sejak lama. Dulu, orang menyebutnya air babunyi, karena suaranya terdengar sampai ke permukiman. Sejak ada perusahaan, sambungnya, air dari mata air Kawasi dialirkan melalui pipa yang disambungkan hingga ke rumah-rumah warga. 

“Sekarang untuk urusan air bersih sudah nyaman. Semua warga ambil air air dari mata air Kawasi. Ini juga berkat upaya perusahaan,” ungkapnya, seraya berpesan kepada Harita Nickel untuk terus menjaga mata air Kawasi agar bisa dimanfaatkan oleh warga.

Sementara itu, Direktur Health & Safety Environment Harita Nickel, Tonny Gultom, mengatakan perusahaan berkomitmen menjalankan operasional pertambangan terintegrasi yang bertanggung jawab dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Di dalamnya termasuk menjamin keberlanjutan mata air Kawasi yang hingga kini dimanfaatkan oleh warga untuk sumber air baku dan juga sumber mata air lain yang dimanfaatkan untuk operasional perusahaan yakni Danau Karo dan Danau Loji. 

“Untuk menjaga beberapa sumber mata air yang vital itu, perusahaan menjalankan reklamasi untuk merehabilitasi lahan pasca tambang, penanaman pohon di sepanjang Daerah Aliran Sungai, melakukan pemantauan kualitas air secara rutin dan mengelola air limpasan tambang agar air yang dilepaskan tidak mencemari lingkungan,” terangnya.



Simak kesaksian salah satu warga Kawasi, Yolius Langkodi, mengenai mata air Kawasi yang mengalir jernih sampai ke rumah-rumah warga di video ini.

Go Top