14 April 2025
Di tengah terpaan ombak dan terik matahari perairan Kawasi, Pulau Obi, sosok Prasari Riski Hutami tampil tangguh. Perempuan asal Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini merupakan penyelam tim pemantauan laut di Departemen Environment Harita Nickel. Dengan tabung oksigen seberat 14 kilogram di punggungnya, Prasari menyelam secara rutin untuk memantau kondisi terumbu karang buatan dan kesehatan ekosistem laut di sekitar kawasan operasional perusahaan.
Peran seperti yang dijalankan Prasari adalah wujud nyata dari komitmen Harita Nickel dalam menjaga kelestarian laut Pulau Obi. Sejak 2022, perusahaan ini menjalankan program restorasi terumbu karang menggunakan struktur Reef Cube (kubus berongga) berbahan campuran beton dan slag nikel ramah lingkungan. Hingga Maret 2025, sebanyak 2.092 unit Reef Cube telah ditebar di tiga titik strategis: Pulau Pasturi, perairan pelabuhan perusahaan serta di perairan pemukiman baru Desa Kawasi.
Selama tiga tahun pelaksanaan, pemantauan triwulanan mencatat pertumbuhan karang dari genus Pocillopora dan Porites dengan rata-rata pertumbuhan 0,03 – 4,79 cm. Data ini mengindikasikan bahwa substrat buatan yang digunakan efektif dalam mendorong regenerasi karang alami. Program ini juga memberi dampak bagi ekonomi pesisir: survei mencatat 136 spesies ikan dari 64 genus dan 24 famili hidup di sekitar Reef Cube, termasuk ikan bernilai ekonomis seperti kerapu merah, baronang, kakap, dan ekor kuning.
“Hobi saya menyelam sejak kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) kini menjadi profesi. Menyelam bukan sekadar pekerjaan, tapi juga cara saya melepas stres,” ungkap Prasari. Sejak bergabung dengan Harita Nickel pada 2022, ia aktif dalam pengambilan sampel air laut, dokumentasi bawah air, dan bahkan ikut serta dalam pemasangan Reef Cube di dasar laut. “Walau pekerjaan ini cukup menantang secara fisik, tapi saya merasa bangga bisa berkontribusi menjaga laut tetap lestari,” lanjutnya.
Kegiatan monitoring dilakukan setiap minggu, melibatkan tim internal dan pihak ketiga independen untuk menjamin objektivitas dan keakuratan data. Salah satu metode penting adalah dokumentasi visual bawah laut, yang tak jarang dilakukan sendiri oleh Prasari.
“Banyak perempuan di sini yang punya peran penting. Harita Nickel membuka kesempatan luas bagi perempuan untuk berkembang,” ujarnya. Hingga kini, Prasari telah menyelam hingga kedalaman 40 meter dan mendokumentasikan biota laut seperti hiu, penyu, ikan napoleon, dan ikan badut, semuanya menjadi bukti bahwa laut Kawasi tetap sehat dan produktif.
Melalui kisah Prasari dan keberhasilan restorasi terumbu karang, Harita Nickel menunjukkan bahwa industri tambang bisa berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan. Ini adalah kolaborasi antara teknologi, keberanian, dan tanggung jawab sosial yang menegaskan posisi Harita Nickel sebagai pelaku industri berkelanjutan di Indonesia.
Go Top