16 December 2024
Sabtu malam di area living quarter PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), suasana berbeda terasa di salah satu sudut hunian karyawan. Alih-alih beristirahat setelah seharian bekerja, sejumlah karyawan dari lintas departemen PT HJF duduk santai bersama, mendengarkan seorang pembicara yang sedang berbagi ilmu. Topiknya? Fotografi, sesuatu yang menarik perhatian banyak orang, terutama di era di mana hampir setiap orang punya kamera dalam ponsel pintarnya.
Dipandu oleh Rellixs Agustian, Digital Media Production Supervisor Harita Nickel, sesi berbagi tentang fotografi ini dikemas dalam diskusi yang santai namun hidup. Dibuka dengan pertanyaan, apa yang sebenarnya membuat sebuah foto bagus ketika dilihat. “Kamera mahal itu cuma alat, yang penting itu cara kita melihat dan menangkap cerita," Rellixs menimpali. Dari situ, diskusi mengalir ke teknik dasar, meliputi bagaimana memilih sudut pengambilan gambar yang tepat (angle), memahami pencahayaan, dan membuat komposisi yang menarik.
Sharing session ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Tak terkecuali bagi Aidatul Fitriyyah Sulaiman, salah seorang karyawan HJF dari Departemen Dispatch. Sebagai orang yang awam dengan dunia fotografi, perempuan yang akrab disapa Aida itu merasa materi yang disampaikan sangat mudah dipahami.
“Materinya sangat beginner friendly. Saya yang notabene awam dalam dunia fotografi jadi tidak merasa malu untuk ikut belajar dengan teman-teman lain yang sudah berpengalaman di sharing session tersebut,” tutur Aida.
Meski demikian, ia menyadari jika dunia fotografi sangatlah kompleks. Ada banyak istilah dan teknik yang perlu diketahui untuk menghasilkan karya foto yang indah dan bermakna.
“Fotografi itu kelihatannya gampang, tapi ternyata banyak yang harus dipahami. Saya jadi makin tertarik untuk belajar lebih dalam. Kalau ada sesi seperti ini lagi, pasti saya ikut,” katanya dengan antusias.
Yang membuat sesi ini istimewa bukan hanya materi yang disampaikan, tapi juga suasananya. Tidak ada kesan formal atau kaku. Peserta bisa bertanya kapan saja, bercanda, bahkan berbagi pengalaman mereka sendiri tentang foto-foto yang pernah diambilnya.
Di akhir acara, Rellixs menutup dengan pesan sederhana, “Fotografi itu bukan hanya soal memotret, tapi bagaimana kita menyampaikan cerita.” Ucapannya ini menegaskan kembali materi yang dia sampaikan, yakni seni bercerita melalui fotografi dengan pendekatan EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, Time).
Malam itu, pelatihan sederhana ini mengingatkan para peserta untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Dan mungkin, itulah inti dari fotografi: bukan soal hasilnya, tapi proses melihat, memahami, bercerita, dan bagaimana kita menikmatinya.
Momentum ini juga semakin terasa spesial karena beberapa hari sebelumnya, karya-karya fotografi para karyawan telah dipamerkan di latar kafe perusahaan. Pameran tersebut menjadi bukti bahwa setiap orang memiliki cerita yang bisa disampaikan lewat lensa kamera. []
Go Top