29 April 2025
Komitmen Harita Nickel terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Koordinator Konsorsium Advokasi Tambang (KATAM) Provinsi Maluku Utara, Muhlis Ibrahim, mengatakan kehadiran perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang beroperasi di Pulau Obi, Maluku Utara ini, telah memberikan kontribusi positif bagi peningkatan perekonomian daerah.
Hal itu disampaikan setelah aktivis lingkungan dan sekaligus praktisi pertambangan itu mengunjungi site Harita Nickel di Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, pada Sabtu-Senin, 19-21 April 2025.
“Saya lihat banyak sekali perubahan dibandingkan dengan kunjungan terakhir tahun 2022 lalu. Terutama itu yang paling menonjol, pembangunan infrastruktur. Langkah ini secara signifikan mempersempit kesenjangan infrastruktur antar desa dan memangkas rantai ekonomi yang panjang,” ujar praktisi tambang ini.
Pada kunjungan kali kedua itu, salah satu yang menarik perhatiannya adalah program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Harita Nickel melalui Unit Kewirausahaan Komunitas (UNIKK). Tercatat, omset dari tujuh kelompok Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang beranggotakan 42 warga lokal dari dua desa lingkar operasional perusahaan ini mencapai Rp 5 miliar per tahun.
Unit usaha yang dikerjakan para ibu rumah tangga itu bergerak di bidang kuliner. Mulai dari pengadaan snack, pengolahan produk turunan buah pala dan kedelai, hingga mengelola kafe dan minimarket di area perusahaan.
“Perusahaan tidak hanya membekali warga dengan pengetahuan, dari UMKM sampai pertanian dan perikanan, tapi juga menyediakan akses pasarnya. Kembali ke masyarakatnya, apakah mau memanfaatkan peluang ini atau tidak. Buktinya, warga yang bergabung dengan kelompok binaan perusahaan, sudah merasakan langsung manfaatnya,” ungkapnya.
Dalam kunjungannya itu, Muhlis juga menyempatkan melihat secara langsung permukiman baru Desa Kawasi. Dia menyatakan sejak awal mendukung pemindahan permukiman warga. Menurutnya program Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan yang didukung penuh oleh Harita Nickel ini menyediakan fasilitas hunian yang lebih layak dengan sarana penunjang yang terintegrasi.
“Karena itu saya berpesan, jangan jadikan warga alat untuk konflik. Karena dengan adanya permukiman lama, akan terus dipakai sebagai bahan untuk menyerang perusahaan. Bahwa ada orang miskin dan permukiman yang kumuh di tengah industri yang megah dan narasi-narasi sejenisnya,” ungkap Muhlis, menegaskan bahwa permukiman baru, dari aspek manapun, jauh lebih baik.
Muhlis mengajak kepada pihak-pihak yang masih skeptis terhadap komitmen Harita Nickel untuk bersilaturahmi dan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak perusahaan. Di lain pihak, dirinya juga meminta perusahaan untuk membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan masukan.
“Bagi saya, penting kiranya perusahaan lebih terbuka menyangkut pola pengelolaan lingkungan, karena ini isu yang sangat seksi. Isu yang paling dominan dalam setiap kegiatan pertambangan adalah isu lingkungan. Maka tinggal bagaimana lebih membuka diri untuk menjelaskan ke publik,” dosen pertambangan ini mengingatkan perusahaan.
Terkait aspek lingkungan, Muhlis menyebut komitmen Harita Nickel terhadap keberlanjutan lingkungan sesuai dengan praktik di lapangan. Dia mencontohkan upaya perusahaan dalam mengelola air limpasan tambang dengan menyiapkan sebanyak 52 kolam pengendapan. Salah satunya Tuguraci 2, kolam terbesar dengan luasan mencapai 43 hektar. Kolam-kolam ini dipantau secara berkala untuk memastikan air telah memenuhi baku mutu sebelum dilepaskan ke badan lingkungan.
“Harita Nickel merupakan perusahaan andalan Maluku Utara. Mari kita dukung dengan terus mengawal komitmen perusahaan terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab,” imbuhnya. Menutup kunjungannya, Muhlis menyampaikan apresiasi kepada Harita Nickel yang menurutnya telah menjalankan prinsip environmental, social and governance dalam seluruh kegiatan operasionalnya. Dia berharap Harita Nickel menjadi contoh bagi perusahaan lain yang berinvestasi di Maluku Utara.
Simak cerita kunjungan koordinator KATAM, Muhlis Ibrahim di Site Obi Harita Nickel berikut ini.
Go Top