Trimegah Bangun Persada

News Detail

Harita Nickel Gandeng UI, Tingkatkan Mitigasi Bencana di Industri Nikel

10 February 2025

Dalam rangka memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (BK3N) 2025, Harita Nickel menggelar diskusi bertajuk “Pengelolaan Bencana di Industri Nikel Pulau Obi”. Diskusi ini sejalan dengan tema BK3N tahun ini, yaitu “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam mendukung penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)”. Melalui forum ini, Harita Nickel menegaskan kembali komitmennya terhadap K3 dalam mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.

Diskusi ini diinisiasi oleh unit-unit bisnis Harita Nickel - Lygend Resources dan menghadirkan pakar kebencanaan Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D, Ketua Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia dan Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). Dalam paparannya, Prof. Fatma menekankan bahwa pengelolaan bencana di industri nikel merupakan bagian dari implementasi SMK3, sesuai Peraturan Pemerintah No 50/2012. 

SMK3 merupakan elemen utama dalam mengelola risiko di tempat kerja, baik dari faktor eksternal seperti bencana alam, maupun faktor internal yang bersumber dari aktivitas industri. Tantangannya, imbuh Prof. Fatma, banyak industri di Indonesia yang berada di wilayah rentan bencana. Secara rinci, sebanyak 57 persen industri berada di kawasan dengan dengan risiko bencana sedang, sementara 43 persen berada di wilayah dengan risiko bencana tinggi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap potensi risiko menjadi langkah pertama dalam membangun kesiapsiagaan.

08022025 hn bincang k3 2025 100 11zon

“Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, tapi juga memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Lalu apa yang perlu disiapkan? Pertama, perlu dipahami apa saja risiko yang bisa terjadi baik dari faktor eksternal maupun internal. Dan ini sesuai dengan tema Bulan K3 tahun ini, yaitu penguatan kapasitas SDM dalam penerapan SMK3,” terang Prof. Fatma.

Keberhasilan implementasi SMK3 diukur melalui tiga indikator utama: lagging indicators seperti jumlah kecelakaan kerja, leading indicators mencakup pelatihan dan inspeksi, serta organizational indicators yang menyoroti komitmen manajemen perusahaan.

“Harita Nickel berada di jalur yang tepat dengan sertifikasi K3 dan peningkatan kapasitas karyawan dalam penerapan SMK3,” ujar Prof. Fatma, yang juga mengungkapkan keterlibatan tim DRRC UI dalam kajian pengelolaan bencana di area operasional Harita Nickel.

Sementara itu, Occupational Health and Safety Manager Harita Nickel, Supriyanto Suwarno, mengatakan komitmen perusahaan terhadap K3 telah mendapatkan pengakuan dari lembaga sertifikasi bertaraf internasional, SGS Indonesia. Pengakuan ini dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat ISO 45001: 2018 untuk ketiga unit bisnis yang mengoperasikan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel yakni PT Halmahera Persada Lygend, PT Halmahera Jaya Feronikel dan PT Megah Surya Pertiwi dan unit bisnis pertambangan di bawah PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

08022025 hn bincang k3 2025 152 11zon

“Komitmen dari manajemen perusahaan ini tentunya perlu didukung oleh seluruh Insan Harita. Dengan cara, mematuhi seluruh aspek K3, berpartisipasi dalam pelatihan, peduli terhadap lingkungan sekitar dengan melaporkan bila menemukan potensi bahaya, dan juga mengedukasi masyarakat dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ungkap Supriyanto, secara khusus memberikan apresiasi kepada seluruh Insan Harita yang telah berpartisipasi dalam kegiatan memperingati Bulan K3.

Dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional 2025, seluruh unit bisnis Harita Nickel menggelar berbagai kegiatan, termasuk perlombaan olahraga, Pertolongan Pertama, safety driving, seminar tentang K3 dan kegiatan pengabdian masyarakat di desa sekitar. Dengan mengusung semangat #SatuHaritaSalingMenjaga, peringatan Bulan K3 tahun ini menjadi momentum bagi seluruh Insan Harita untuk mengoptimalkan penerapan SMK3 dalam mendukung produktivitas dan keberlanjutan operasional perusahaan.

Go Top