Trimegah Bangun Persada

News Detail

Mengenal Bentuk Nikel di Alam: Dari Tanah Laterit hingga Batu Sulfida

19 August 2025

Nikel adalah salah satu logam penting yang banyak digunakan dalam berbagai industri modern, mulai dari elektronik, baterai kendaraan listrik, hingga pembuatan baja tahan karat. Namun, nikel tidak ditemukan begitu saja dalam bentuk logam mengilap di permukaan tanah. Lalu, bagaimana sebenarnya bentuk nikel di alam? 

Apa Itu Nikel?

Nikel (Ni) adalah unsur logam berwarna putih keperakan yang kuat, tahan karat, dan memiliki sifat magnetik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui nikel dalam bentuk produk olahan seperti logam campuran, bukan dalam bentuk aslinya di alam!


Bentuk Nikel di Alam: Seperti Tanah Biasa, Tapi Bernilai Tinggi

Copy of limonit 5

Secara alami, nikel tidak muncul dalam bentuk logam murni yang mengilap. Sebaliknya, nikel ditemukan dalam bentuk bijih nikel (disebut juga nickel ore)—yang berbentuk batuan atau tanah yang mengandung kadar nikel tertentu dan bisa diolah untuk diekstraksi.

Seperti apa bentuknya bijih nikel ini? Sering kali berbentuk tanah atau batu biasa. Berikut ini beberapa bentuk visual nikel di alam:

  • Laterit Nikel:
  1. Tampak seperti tanah merah atau cokelat kekuningan.
  2. Teksturnya mirip tanah liat atau lempung padat.
  3. Banyak ditemukan di wilayah tropis seperti Indonesia dan Filipina.
  4. Mengandung mineral kaya nikel seperti limonit dan garnierit.
  • Sulfida Nikel:
  1. Berbentuk batuan keras yang mengandung logam nikel dan tembaga
  2. Biasanya ditemukan di kedalaman kerak Bumi, hasil dari aktivitas vulkanik purba.
  • Garnierit (dalam laterit):
  1. Memiliki warna hijau pucat hingga kehijauan terang.
  2. Bertekstur lunak seperti tanah lempung, tapi dengan kandungan nikel tinggi.

Jika kamu melihat tumpukan tanah merah di area pertambangan nikel, kemungkinan besar itulah bijih nikel laterit. Meski tampak seperti tanah biasa, nilai ekonominya bisa sangat tinggi tergantung kadar nikelnya.

Di Indonesia sendiri, nikel banyak ditemukan di lapisan tanah laterit, alias tanah yang sering kali mengalami pencucian akibat terkena hujan, umumnya tanah ini berwarna agak kemerahan atau kekuningan. Berbeda dengan nikel yang ada di benua lain, contohnya Australia, yang umumnya  berbentuk adalah sulfida nikel sehingga harus digali lebih dalam karena kebanyakan letaknya di permukaan tanah bagian bawah.

Di Harita Nickel sendiri, bijih nikel ini yang ditemukan pada lapisan tanah laterit ini kemudian diolah menggunakan dua metode utama pengolahan nikel, yaitu Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL). Pada metode Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), bijih nikel diolah menjadi menjadi feronikel, yang kemudian digunakan dalam pembuatan baja tahan karat (stainless steel). Sedangkan pada metode High Pressure Acid Leaching, bijih nikel berkadar rendah diolah menjadi MHP, nikel sulfat, serta kobalt sulfat, yang ketiganya memiliki peranan penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik!

Go Top