21 July 2024
Harita Nickel menggelar drill atau simulasi pelatihan penanganan tumpahan bahan kimia di Acid Plant PT Halmahera Persada Lygend (HPL) pada Sabtu, 20 Juli 2024. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan Insan Harita dalam menghadapi keadaan darurat di lingkungan kerja. Latihan kali ini mensimulasikan skenario tumpahan bahan kimia asam sulfat (H2SO4), yang memerlukan respons cepat dari tim untuk mencegah dampak lebih luas terhadap keselamatan pekerja dan lingkungan.
Pelatihan diikuti oleh seluruh tim tanggap darurat, termasuk departemen Health, Safety, and Environment (HSE), Emergency Response Team (ERT), Produksi, dan sejumlah peserta yang berperan penting dalam menjalankan prosedur penanganan darurat. Melalui simulasi ini, Perusahaan berupaya memperkuat pemahaman dan keterampilan praktis tim dalam menghadapi situasi darurat. Latihan ini juga menguji kesiapan peralatan dan sistem penanganan tumpahan bahan kimia sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
Sebagai informasi, Acid Plant merupakan fasilitas penting dalam pemurnian bijih nikel di mana penggunaan asam sulfat menjadi bagian dari operasional sehingga pelaksanaan latihan ini menjadi sangat krusial.
Indra Maizar, Environmental Superintendent Harita Nickel mengatakan latihan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesiapan teknis, akan tetapi juga penting untuk membangun kesadaran kolektif karyawan terhadap keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap individu tahu persis apa yang harus dilakukan jika terjadi tumpahan bahan kimia di lapangan,” ujarnya.
Indra menjelaskan langkah pertama yang harus dilakukan ketika terjadi tumpahan bahan kimia adalah memastikan keselamatan diri dan rekan kerja dengan menjauh dari area yang terkena dampak.
“Fokus utama adalah mengamankan area dan menghentikan sumber utama penyebab tumpahan untuk mencegah penyebaran bahan kimia meluas. Setelah itu, tim tanggap darurat akan mengambil tindakan yang sesuai serta melakukan recovery terhadap area yang terkontaminasi, memantau badan air penerima, dan juga drainase yang mungkin terdampak,” imbuhnya.
Umpan balik dari simulasi ini diharapkan dapat membantu Perusahaan dalam meningkatkan sistem tanggap darurat secara berkelanjutan. Harita Nickel menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan standar keselamatan dan keberlanjutan lingkungan melalui berbagai program dan inisiatif di masa mendatang.
Go Top