15 November 2024
Harita Nickel melalui salah satu anak usahanya, PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), belum lama ini menggelar drill atau pelatihan pemenuhan baku mutu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pelatihan yang dilakukan oleh Departemen Health, Safety & Environment (HSE) ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan tim yang bertugas di lapangan.
Mengenakan seragam abu-abu lengkap dengan masker dan rompi beserta peralatan penunjang, para personel melakukan pelatihan di area IPAL mes karyawan. Tim mensimulasikan langkah-langkah yang perlu diambil saat menemukan kandungan dalam limbah melebihi standar baku mutu yang ditetapkan.
Dalam pelatihan kali ini, skenario yang terjadi adalah tim sampling menemukan kadar amonia dalam air outlet IPAL melebihi baku mutu. Tim pun segera mengirimkan sampel tersebut ke bagian laboratorium untuk dilakukan validasi. Jika data yang keluar sesuai dan memang terbukti melebihi baku mutu, maka akan dilakukan pemberitahuan kepada tim operasional melalui radio komunikasi internal.
Environment Supervisor HJF Bobby Loys Lengga menjelaskan, “Validasi data di laboratorium diperlukan untuk memastikan bahwa tindakan yang kami ambil berdasarkan data yang akurat. Langkah selanjutnya adalah menerapkan prosedur pengendalian.”
Prosedur pengendalian meliputi penutupan katup utama untuk mencegah aliran air limbah. Tim HSE kemudian menyiapkan penggunaan nutrisi yang berfungsi mempercepat pertumbuhan bakteri atau mikroba pengolah limbah agar IPAL bekerja dengan baik dan menghasilkan baku mutu air olahan sesuai yang disyaratkan. Tim juga menyalakan emergency blower untuk mendukung proses aerasi dalam IPAL, yakni proses pengenalan udara ke dalam air limbah untuk meningkatkan kandungan oksigen.
“Dengan penutupan aliran dan injeksi nutribac, kami memastikan bahwa proses pengolahan limbah dapat kembali berjalan dengan optimal, mempercepat penurunan kadar amonia, dan mengembalikan kualitas air sesuai baku mutu,” ujar Bobby.
Jika kadar amonia telah kembali normal dan sesuai dengan standar baku mutu, tim akan kembali memantau dan mengambil sampel untuk pengecekan ulang, baik di lapangan maupun di laboratorium. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa proses pengolahan berjalan efektif dan konsisten.
Lebih lanjut, Bobby menjelaskan bahwa latihan ini penting dilakukan untuk menjaga kesiapsiagaan tim dalam menghadapi situasi yang tak diinginkan. “Latihan ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan, selain itu kami juga ingin memastikan bahwa setiap anggota tahu persis tindakan apa yang harus diambil jika situasi serupa terjadi,” ujarnya.
Melalui latihan ini, HJF menunjukkan komitmen nyata dalam memastikan pengelolaan lingkungan yang efektif. Latihan ini tidak hanya berguna untuk menyiapkan personel yang tanggap dalam situasi darurat di lapangan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa keberlanjutan lingkungan adalah bagian yang tak terpisahkan dari operasional perusahaan.
Go Top