09 June 2024
Harita Nickel menggelar diskusi lingkungan atau Enviro Talk dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024. Mengusung tema “Fighting Plastics One Bag at a Time”, sesi diskusi ini membahas permasalahan sampah plastik di area operasional perusahaan berikut langkah konkret untuk mengendalikannya.
Enviro Talk diadakan di bioskop PT Halmahera Persada Lygend, salah satu lini bisnis Harita Nickel yang mengoperasikan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel limonite dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) pada Sabtu, 8 Juni 2024. Hadir dalam kegiatan ini, jajaran manajemen perusahaan, akademisi, serta ratusan karyawan dari lintas bisnis Harita Nickel.
Sebagai pemateri pertama, Mochamad Candra Wirawan Arief, PhD, akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran, memaparkan bahaya sampah plastik bagi lingkungan serta cara pengelolaannya. Menurutnya tren penggunaan sampah plastik sekali pakai memicu peningkatan jumlah produksi sampah plastik secara global.
Ia pun menegaskan bahwa menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Untuk itu diperlukan kolaborasi antar pihak serta kesadaran setiap individu terhadap pentingnya menjaga lingkungan, terutama sampah plastik. Dia menyebutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Misalnya, saat berbelanja menggunakan totebag. Memang jika hanya satu orang yang melakukan tidak akan terlihat dampaknya, tapi jika satu Harita melakukan hal yang sama, pasti akan terasa manfaatnya,” ungkapnya, seraya mengapresiasi inisiatif Insan Harita mengurangi sampah plastik melalui gerakan #AwalBaikdariObi.
Sementara itu, Iwan Syahroni, Deputy Departement Head of HSE Harita Nickel menyampaikan materi mengenai upaya penanganan lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk melihat hal apa saja yang sudah dilakukan perusahaan untuk melestarikan lingkungan di Pulau Obi.
Iwan menyebutkan sejumlah komitmen yang telah dilakukan Harita Nickel dengan mengedepankan aspek lingkungan dalam setiap rencana dan operasional perusahaan, diantaranya meliputi pemantauan kualitas air, udara dan flora fauna, pengelolaan limbah B3, reklamasi dan revegetasi. Juga melakukan environmental services seperti pembuatan terumbu karang (reef cube) dari bahan utama slag nickel serta melakukan penanaman mangrove di luar area operasional Perusahaan.
“Jadi tugas dan tanggung jawab kita di sini adalah menjaga kelestarian lingkungan serta memastikan bahwa setiap kegiatan operasional yang dilakukan tidak merusak ekosistem yang ada,” jelas Iwan.
Enviro Talk berlangsung interaktif selama kurang lebih 2 jam. Setiap peserta tampak antusias menyimak materi yang disampaikan oleh para narasumber, dan segera berebut mengajukan pertanyaan begitu sesi tanya jawab dibuka. Tak cukup itu saja, kegiatan ini juga mampu menggugah kesadaran para peserta untuk melakukan aksi nyata dalam kesehariannya.
“Dari acara ini kita belajar banyak mengenai sampah, khususnya sampah plastik yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya jadi lebih sadar akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan bagaimana tindakan kecil ini bisa berdampak besar jika dilakukan bersama-sama,” ungkap Lusty Rahmatina, salah satu peserta dari Departemen Corporate Social Responsibility (CSR).
Sebagai wujud komitmen bersama, dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara manajemen Harita Nickel dan Lygend Resources mendukung gerakan #AwalBaikdariObi untuk mengurangi penggunaan plastik di area operasional perusahaan. Melalui kerjasama ini, perusahaan berkomitmen untuk mengambil langkah konkret dalam mengurangi dampak lingkungan secara berkelanjutan.
Go Top